Mencoba untuk tidak Reaktif!

cynthia-magana-110471
Image from Unsplash.com

Sudah lama saya ga update blog lama karena fokus ke blog baru saya. kalau ditanya, jujur saya belum rela banget hapus blog ini langsung dan fokus ke blog baru saya. Domain dan hosting berbayar memang agak ribet sih untuk pengaturannya, khusunya bagi saya yang masih lumayan awam soal pengaturan blog. Setiap kali buka blog ini pasti adalah rasa kangen untuk nulis lagi di blog yang dari awal saya bangun sendiri.Memang blog ini bisa dibilang lebih personal dibandingkan blog yang baru karena tulisan awal blog ini lebih banyak tentang curhatan semasa saya kuliah. Hanya saja semakin banyak saya beredar di dunia blogger, saya lebih memilih untuk merencanakan content yang baik daripada sekedar curhat spontan terus-terusan.

Sambil saya cuci mata via website online shop di laptop, saya sempatkan untuk menulis sebuah artikel di blog ini. Kebetulan saya lagi lihat-lihat model dompet wanita, maklum barang-barang yang bentuknya cantik dan menarik seperti dompet bisa menjadi peningkat mood beraktivitas sehari-hari. Soalnya saya baru ngeh meski saya itu penikmat seni dan suka melukis ilustrasi, barang-barang sekeliling saya biasa aja bentuknya padahal barang-barang personal yang sering kita pakai bisa membuat kita semangat secara tidak sadar.

Akhir-akhir ini juga saya lagi belajar banget untuk ga reaktif terhadap sesuatu hal khususnya tentang pemikiran orang lain. Saya baru sadar ternyata saya termasuk yang reaktif terhadap suatu pemikiran apalagi jika pemikiran itu bertentangan dengan apa yang saya anggap benar. Dulu ketika kuliah saya lebih banyak diam ketika ga setuju terhadap suatu hal namun ketika di dunia kerja yang lebih banyak konflik, jujur saya juga termasuk yang reaktif. Saya kadang sampai seram sendiri dengan diri saya yang ternyata termasuk yang cepat panas ditengah-tengah kesemerawutan. Intinya saya ga suka sama sesuatu yang tidak jelas dan tidak mempunyai target ketika melakukan sesuatu.

Saya baru mengetahui saya temasuk reaktif dan sering memendam bara api ketika saya sedang berada ditengah-tengah konflik. Memang benar kata orang, bahwa konflik dan tekanan membukakan sifat asli seseorang. Saya juga ga sadar kebiasaan ini terbawa sampai sekarang ketika saya lebih banyak kerja dari rumah. Saya bisa reaktif bahkan dengan pemikiran orang-orang di keluarga saya. Sebenarnya reaktif itu ga salah sih hanya saja kalau kita ga pintar mengendalikannya bisa jadi orang yang jadi lawan cerita kita bisa sakit hati atau malah mungkin kita bisa menyesali apa yang kita utarakan secara spontan karena kita terlalu reaktif.

Kejadian hari ini tepatnya membuka mata saya betapa perlunya mengendalikan diri bahkan terkait respon yang kita utarakan kepada lawan bicara kita. Hari ini saya bercerita tentang seorang kenalan saya yang mengikuti tes lowongan kerja di sebuah perusahaan BUMN padahal tadinya dia bekerja di sebuah perusahaan besar yang namanya sudah terkenal, trus ayah saya langsung berkomentar seperti membandingkan gaji dan mempertanyakan keputusan kenalan saya tersebut. Seperti biasa tanggapan ayah saya disusul dengan nasehat-nasehat panjang yang berhubungan dengan perusahaan.

Biasanya saya reaktif kalau menurut saya pemikiran itu salah, namun kali ini saya berusaha untuk memberikan respon netral yang tidak memihak. Sebenarnya sih saya ga setuju-setuju amat dengan tanggapan beliau. Boleh dong putrinya ga sepemikiran dengan ayahnya. Untungnya negara kita masih melindungi kebebasan berpendapat asal disampaikan dengan baik ya. Karena saya realistis, saya bilang bahwa setiap orang punya standard-nya sendiri termasuk perusahaan seperti apa yang menurutnya layak untuk dipilih. Ga bijak dong menilai keputusan seseorang itu salah, padahal kita ga tau apa yang dia alami dan kendala dia di pekerjaan tersebut. Ga semua orang kan harus punya standard yang sama dengan kita.

Sejenak setelah ayah saya menjelaskan panjang lebar lagi tentang pendapatnya, saya memutuskan untuk diam. Saya pikir saya sudah cukup memberikan respon tanpa harus membela pemikiran saya atau pun menyalahkan pemikiran orang tua saya. Semua orang bebas berpendapat apalagi jika hal itu merupakan urusan yang sangat personal bagi dirinya.

Kalau di pikir lagi sebenarnya saya kaget sih bahwa saya bisa tidak se-reaktif biasanya. Biasanya mungkin saya reaktif dan langsung menyerang sudut pandang orang lain dengan pemikiran saya. Sekarang hal tersebut sudah berkurang dari sosok saya yang sekarang, meski pastilah dalam hati banyak hal yang ingin dilontarkan ke permukaan. Hanya saja saya ingat berapa kali urat harus naik hanya karena membela pemikiran sendiri yang berbeda dari orang lain. Berapa banyak pemikiran yang harus kita serang hanya karena kita ingin merasa benar.

Bertemu dengan banyak orang dan mendengarkan kisah hidup mereka telah membuat saya sadar bahwa tidak perlu untuk cepat reaktif terhadap pemikiran orang lain. Semua orang punya pemikiran dan standard mereka sendiri, apalagi kalau kita bicara hal yang personal seperti karir, impian dan pasangan hidup. Semua orang itu unik baik pribadi dan pemikirannya. Setidaknya ketika pendapat yang terkait kehidupan mereka sendiri tidak sejalan dengan pemikiran kita, harusnya hal itu bukan menjadi alasan buat kita untuk menghakimi, memandang rendah atau menyalahkan. Ingat lhoo kita cuma berperan sebagai outsider, pada akhirnya yang menjalani ya orang tersebut.Saya cuma berharap saya bisa mempertahankan sisi netral saya seterusnya. Saya ga mau menghabiskan tenaga untuk sesuatu yang sebenarnya tidak berkaitan dengan diri saya namun lebih berkaitan dengan hidup orang lain. Saya ga mau memelihara kebiasaan berdebat untuk hal yang bisa dibilang penting-penting amat untuk saya urusi.

People in a Rush

People, people in a rush

They walk fast every day

They wake up early in the morning and back again in the night

They chasing something that they never see before

They talk about everything but they don’t know everything

They are in a rush..they are in a rush

They forget how beautiful is the sunrise

They forget how calm is the sunset

They forget how blue is the sky

They forget how relaxing is the wind

Because they are always in a rush

The Young Pure Soul Spirit

Belakangan ini saya sering membiasakan untuk menulis setiap pagi meski saya suka bingung harus menulis apa. Saya mulai membiasakan mengucap syukur atas apa yang saya langsung terima ketika saya membuka mata yaitu, hidup, udara, keluarga, air bersih, dan rumah. Saya juga lagi sering-seringnya mengingatkan diri saya tentang pernyertaan Tuhan, tetang apa saja yang selalu disediakan Tuhan bagi saya, dan tentang masalah yang sering kali tidak saya pahami, dan juga hal-hal yang menghancurkan saya dengan maksud baik meskipun mungkin saya tidak bisa tahan dengan hal itu.

Kemarin saya mengurus sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Waktu seharian itu membuat saya bertemu orang-orang baru yang secara tidak langsung jadi penghiburan bagi saya. Kepolosan, semangat, cerita konyol jadi bahan obrolan kami yang tidak ada habisnya. Semakin saya membahas banyak hal semakin saya teringat akan diri saya yang dulu. Kebetulan teman-teman ngobrol saya kemarin usianya jauh beberapa tahun lebih muda dari saya. It feels weird, happy and sad at the same time, seeing our young soul through their eyes and realize how far you have change.

Ada letupan yang tidak seribut dulu. Ada cahaya yang tidak seterang biasanya. Ada semangat yang mulai lenyap. Ada impian-impian yang diam-diam dicuri. Ada harapan yang menipis. Ada iman yang tidak lagi jelas melihat. Ada kasih yang mendingin. Saya yakin semua ada masanya, mungkin ada hal yang sedang Tuhan ajarkan.

Sejenak my young pure soul bangun hari itu menari bersama jiwa polos mereka. Semakin tua saya semakin saya sadar betapa indahnya melihat melalui jendela jiwa orang-orang yang lebih muda dari saya. How fun is the young pure soul spirit. Sekarang saya merasa jiwa saya menua beberapa tahun lamanya dari usia badan saya yang seharusnya.

Making Mistakes!

“We learn because we make mistakes. As long as we live as human being we will always make mistakes as a process of learning. We will always make mistakes and learn from it, but make sure to upgrade our mistakes so we can upgrade our lesson. Except when we continue to make the same mistake over and over again, it means we don’t learn from it.”

Beberapa minggu yang lalu saya bertemu dengan seorang bos muda untuk urusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Perkataan beliau sempat membuat saya berpikir. Beliau bilang it’s okay untuk membuat kesalahan, selama kita belajar kita pasti akan membuat banyak kesalahan namun pastikan kesalahannya upgrade supaya kita juga upgrade belajarnya, kecuali jika kita melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang kali itu namanya “dablek..”. Perkataan ini menohok saya dan mungkin menohok juga bagi orang-orang yang saat itu berada bersama saya. Padahal saya termasuk orang yang suka melakukan kesalahan sama dua kali bahkan mungkin berkali-kali, saya termasuk yang ceroboh jika berada dalam situasi yang panik. Selama kesalahan pasti ada pembelajaran di belakangnya, jika kita melakukan kesalahan sama berkali-kali mungkin memang kita belum mengerti atau mungkin ya mungkin aja memang kita lagi sial ahhahaha.

Back to My Old Blog Again!

6coubedwg24-luis-llerena

Sepertinya sudah lama saya tidak menulis di blog lama saya karena sibuk dengan domain baru yang tahun kemarin saya buat. Ternyata pindahan blog itu susah susah gampang apalagi saya sudah terlanjur memilih wordpress sebagai tempat memulai blog saya. Beberapa hari lalu saya juga sempat kesal karena kuota blog baru saya itu makin menipis ntah mengapa, kayaknya karena kebanyakan upload gambar.

Perasaan kesel saya juga sepertinya timbul karena saya tuh lagi rajin-rajinnya nulis setiap hari sekarang ini. Saya lagi biasain bawa buku jurnal kemana mana supaya kalau ada yang saya ingin tulis apapun itu bisa saya tulis langsung. Hal ini mulai saya biasakan karena seringnya saya sudah terlanjut hilang mood ketika berhadapan dengan laptop. Jurnal baru saya membantu sekali dalam menghadapi balada “ga mood” menulis dan juga balada “ga punya inspirasi untuk membuat tulisan”. Setelah mbak Alodita sempat share kebiasaan menulis buku jurnal hampir tiap hari, saya penasaran “does it really work for me?”. Ternyata hasilnya jauh dari apa yang saya bayangkan, saya bisa nulis banyak artikel di dalam buku jurnal pribadi saya. Sering kali ketika kita stuck dalam pekerjaan kita, kita terpaksa memaksa otak kita untuk mengeluarkan ide namun kebiasaan baru ini membuat saya sadar mungkin bukan otak kita yang harus dipaksa tapi mungkin ada metode dan cara kerja baru yang membantu otak kita untuk terus produktif.

Balada kuota blog domain baru sempat bikin saya pusing, saya bingung mau nerusin domain baru itu lagi apa ngak atau mengembalikan semua artikel ke blog lama ini. Perkara membeli domain dan hosting memang lama-lama jadi sesuatu yang mahal jika kita rajin update, tapi mau gimana dong saya juga perlu mengeluarkan pikiran dan berlatih menulis. Blogspot memang lebih aman sih untuk blog personal yang update hampir tiap hari karena kamu bisa beli domain namun tetap pakai hosting blogspot. Intinya jangan kaget ya kalo blog saya pindahan lagi tapi tetap blog lama ini akan selalu aktif dan tetap saya keep. Blog ini mungkin akan jadi jurnal pribadi saya yang saya update terus untuk latihan menulis :).

Monalisa D

Masihkah Orang Dewasa Bermimpi? — BLUESKYANDME

Photo by Graft Ground from unsplash.comJika ditanya urusan mimpi mungkin saya tidaklah senaif ketika saya kecil dulu. Saya ingat ketika guru di SD menanyakan kepada kami tentang cita-cita sambil menyuruh kami mengangkat tangan.“Siapa yang mau jadi dokter?” seketika itu juga jawaban riuh terdengar dari sebagian kelas sambil menunjuk tangan, “Sayaaaa!!”. Kemudian pertanyaan pun dilanjutkan dengan…

via Masihkah Orang Dewasa Bermimpi? — BLUESKYANDME

Favorite song of the week

Bagi saya yang lahir di tahun 90an dimana era boy band meraja lela dan banyak penyanyi pop lainnya bermunculan, mungkin tidak akan asing dengan sosok Britney Spears. Britney memang merupakan pop star yang sampai sekarang masih aktif meluncurkan album dan lagu. Lagu-lagunya juga masih terus diputar di radio sampai sekarang mulai dari jamannya lagu Baby One More Time sampai lagu terbarunya sekarang yang memang lebih dewasa dibanding waktu Britney masih remaja.

Saya sempat run down lagu-lagu Britney melalui youtube, sampai sekarang saya masih inget sekali lagu-lagu kejayaannya dulu hehehhe. Sampai suatu waktu Britney sempat vacum dari dunia musik karena fokus untuk rehabilitasi. Saya pun iseng run down video tentang perjalanan karir Britney sampai sekarang. Setelah melihat perjalanan karir dan hidupnya secara singkat, saya menemukan sosok seorang Britney yang telah melewati banyak cobaan mulai dari kehidupan pribadinya yang selalu di expose, rumah tangganya yang tidak berjalan mulus dan juga masuknya Britney ke rehabilitasi, sampai pernah kehilangan hak asuh untuk kedua anaknya.

Menjadi dewasa di dunia entertainment memang bukanlah hal mudah, Britney hanyalah satu dari nama artis lain yang mengalami banyak guncangan dalam kehidupan dunia musik. Namun, saya salut dengan sosok Britney yang tetap berkarya setelah mengalami berbagai guncangan dalam hidup. Ketika ia berjuang dengan menata hidup kembali bersama kedua anaknya, kehidupannya pun tetap di expose media.

Saya sudah sangat jarang mendengar suara Britney yang sekarang secara live, memang lagunya yang sekarang lebih banyak dalam tempo cepat dan didukung dengan tarian. Tidak semua artis bisa bernyanyi dan menari dengan suara yang tetap stabil apalagi usia Britney juga tidaklah muda mengingat dirinya sudah mempunyai dua anak. Suara Britney yang dulu dan sekarang juga sudah mengalami perubahan tentunya namun saya masih berharap bisa mendengar Britney live khususnya ketika menyanyikan lagu ballad.

Entah mengapa lagu-lagunya yang sekarang lebih banyak bertemponya cepat, padahal saya penyuka beberapa lagu ballad dari Britney seperti Sometimes, Don’t let me be the last to know, Lucky (* are you singing about yourself Brit? :”0 ), Everytime, dan Perfume. Ternyata dari sekian lagu ballad, saya baru mendengar lagu yang berjudul Someday ( I will  understand) dan lagu ini langsung jadi favorite saya. Saya heran kenapa dulu ga sempet dengar lagu ini. Video klipnya pun sederhana dengan sosok Britney yang sedang hamil dan berada di sebuah rumah. Liriknya lebih menceritakan tentang keyakinan seseorang bahwa suatu saat dia akan mengerti keseluruhan rencana Tuhan dan juga tentang motherhood, dimana semua jawaban mungkin akan ia dapatkan dari kehadiran anaknya . Banyak yang bilang bahwa lagu ini dirilis berdekatan dengan breakdown-nya dari seorang Britney Spears. Saya harap lagu ini bisa menginspirasi sama seperti lagu ini telah menguatkan saya :).

Nothing seems to be the way
That it used to
Everything seems shallow
God give me truth
In me
And tell me somebody is watching
Over me
And that is all I’m praying is that

Someday I will understand
In God’s whole plan
And what He’s done to me
Oh but maybe
Someday I will breathe
And I’ll finally see
I’ll see it all in my baby

Someday ( I will understand) – Britney spears

Berbagai pilihan JUMPSUIT untuk berbagai acara.

Mungkin trend busana Jumpsuit sudah tidak asing di kalangan wanita khususnya yang memang sangat mengikuti perkembangan fashion. Apa sih sebenarnya busana jumpsuit itu? Busana jumpsuit merupakan busana terusan bagi wanita dengan berbagai model. Busana Jumpsuit terinspirasi dari seragam yang di pakai atlet, pembalap dan montir namun sekarang telah dijadikan busana untuk fashion wanita. Banyak model jumpsuit panjang cantik dengan berbagai style yang cocok untuk acara formal maupun non formal. Jika kamu masih bingung dengan model Jumpsuit berikut ini ada beberapa pilihan jumpsuit sesuai sesuai kegiatan yang akan dilakukan.

formal
sumber gambar : MatahariMall.com

Model JUMPSUIT untuk acara Formal

Jika ingin datang ke acara formal atau pernikahan misalnya, perlu memperhatikan beberapa hal. Model jumpsuit dengan bawahan panjang terusan dan potongan yang simpel menjadi pilihan yang tepat. Jika menghadiri acara resmi dan formal sebaiknya menggunakan pilihan warna seperti hitam, biru gelap, cokelat, sehingga terkesan lebih serius dan resmi. Model bagian atas jumpsuit juga menjadi peran penting untuk kesan formal. Pilihan Jumpsuit dengan model bagian atas pakaian yang mempunyai kerah bisa jadi pilihan. Tambahkan aksesoris seperti kalung dan ikat pinggang untuk menambah kesan glamour pada penampilan.

hang-out
Sumber gambar : MatahariMall.com

Model JUMPSUIT untuk acara hang out

Memilih jumpsuit untuk hang out memang bisa dijadikan pilihan berpakaian. Pilihlah bahan yang ringan untuk kesan lebih santai dan ringan. Jumpsuit dengan model bawahan pendek bisa jadi pilihan karena tidak terkesan terlalu formal. Model bagian atas yang simpel tanpa ada kerah juga memberikan kesan ringan pada style jumpsuit yang dipakai ketika hang out.

liburan
Sumber gambar : MatahariMall.com

Model JUMPSUIT untuk liburan

Jumpsuit juga bisa digunakan jika kita sedang berpergian untuk liburan. Pemilihan model jumpsuit untuk liburan memang lebih bebas, bisa memilih bahan yang ringan, warna yang cerah dan bahan yang bermotif. Pemilhan jumpsuit dengan warna cerah dan motif lucu bisa menambah mood ketika sedang berlibur. Jumpsuit dengan warna lebih soft dan bermotif feminim juga bisa dijadikan pilihan jika kamu ingin jalan-jalan dengan pacar.

Jumpsuit bertujuan untuk memberikan efek tinggi semampai namun memilih jumpsuit juga harus sesuai dengan tipe tubuh kita. Tipe tubuh kurus sebaiknya menggunakan jumpsuit dengan kerutan di bangian pinggang atau aksesoris ikat pinggang, hal ini bertujuan untuk menghilangkan kesan flat dan lebih berbentuk pada tubuh yang kurus. Bagi Tipe tubuh berbentuk Pir yaitu tipe tubuh yang bagian pinggul ke bawah lebih besar disarankan untuk menyiasati penampilan agar tubuh bagian atas terlihat lebih berat untuk menampilkan kesan tubuh atas dan bawah yang seimbang. Hal ini bisa disiasati dengan menggunakan aksesori kalung besar atau syal. Bagi tipe tubuh gemuk lebih disarankan memilih warna-warna gelap, seperti hitam, cokelat dan biru gelap agar tidak semakin terlihat gemuk. Bisa juga menambahkan blazer atau outwear lain untuk menutupi bentuk tubuh.

Jika kamu bingung mau membeli jumpsuit dimana via online, kamu bisa mampir ke MatahariMall.com. Ada banyak pilihan jumpsuit panjang cantik di websitenya dan juga berbagai macam metode pembayaran. Ada satu fitur menarik lagi di website MatahariMall.com yaitu website ini menyediakan fitur live chat personal stylist untuk konsultasi. Personal Stylist juga akan membantu kamu via live chat untuk memilih busana yang cocok untukmu. Bukan hanya itu saja, fitur ini juga memudahkan pembeli untuk langsung booking pesanan dan memilih metode transaksi yang diinginkan via chat, hal ini jadi nilai plus bagi yang kadang gagap teknologi dalam memakai website online. Pengalaman saya melakukan transaksi di website ini dengan personal stylist juga menyenangkan, bahkan waktu itu saya diberikan info tentang busana yang sedang diskon besar dan setelah memilih transaksi via atm serta mengisi data diri, saya juga dikirimkan nomor rekening dan jumlah yang harus dibayar langsung via sms ke hp saya. Setelah melakukan pembayaran pun saya di sms lagi tentang info pengiriman barang pesanan saya sehingga saya puas dengan pelayanan MatahariMall.com.

CURHATAN SEORANG LULUSAN ARSITEKTUR

9890_4792807112991_887563234_n
Captured by Panitia PSB Genap 2013. Image Source : Monica Sidharta Facebook
1148970_4792819793308_854170774_n
Captured by Panitia PSB Ars UI Genap 2013. Image Source : Monica Sidharta Facebook
1016288_10200315400024411_204039728_n
Foto Sehabis Saya lulus Sidang Skripsi 🙂

Post saya kali ini membahas hal yang sudah jarang saya bahas sejak saya lebih fokus di dunia kecantikan. Jangan salah, selama ini bekal bekal design, gradasi warna, shade, shape, shading yang saya pelajari di awal tahun saya kuliah di Arsitektur secara tidak langsung memberi sumbangsih dalam perjalanan saya mengenal dunia riasan wajah karena dua dunia ini masih bersinggungan dengan keindahan dan seni. Dibandingkan jurusan teknik lain, jurusan Arsitektur memang merupakan gabungan dari seni dan teknik. Saya masih ingat waktu saya keterima di jurusan ini dan di kampus yang memang sudah saya idamkan, meski tak bisa saya pungkiri saya sempat kepengen masuk Universitas berlambang Gajah Biru di daerah Bandung. Namun memang Tuhan punya rencana sendiri ketika menggariskan hidup saya masuk ke Universitas di Depok ini.

Alasan kenapa saya ingin masuk jurusan Arsitektur itu karena saya ingin mendesign rumah saya sendiri nantinya (yaiyalah pride Arsitek banget sepertinya membuat design rumah sendiri) dan wish list ini tetap jadi impian saya sampai suatu saat bisa terwujud, aminnn. Setelah saya lulus, saya juga sempat merasakan kerja di dunia konsultan Arsitek yang berbeda. Saya mengalami masa adaptasi yang cukup sulit karena memang dunia pendidikan berbeda daripada dunia kerja #sakitcuy. Trus apa sih monnn yang bedaa? Sebenarnya yang saya share selanjutnya sesuai dengan apa yang saya alami lho ya, mungkin ada yang langsung shine bright like a diamond setelah dari dunia pendidikan ke dunia kerja, atau ada yang merasa biasa aja, semua kembali lagi ke masing-masing individu.

Perbedaan Software di beberapa kantor

Bersyukurlah jurusan Arsitektur UI sekarang yang saya dengar sudah mulai memperbaiki pelajaran software arsiteknya karena pada jaman saya kuliah, saya cuma dapat ilmu-ilmu awal dalam software AUTOCAD tanpa short cut dan lebih banyak memperlajari ilmu ARCHICAD, itu pun tidak detail dari segi gambar kerja. Setelah lulus sebenarnya pertimbangan software apa yang kamu biasa pakai dengan kebutuhan software yang dipakai oleh kantor bisa jadi kendala, apalagi jika kantor yang kamu lamar bukan tipe yang suka mentoring anak fresh graduate yang saya rasa hal ini kadang aneh.

Saran saya sih pilih kantor yang memakai paling tidak beberapa software yang kamu kuasai supaya kamu juga tidak harus menyesuaikan dari nol. Software Arsitektur memang cukup banyak mulai dari AUTOCAD, ARCHICAD, RHINO, SKETCHUP dan REVIT dan semua ini tergantung dengan kebutuhan gambar dan 3D yang diperlukan sesuai standard kantor. Kantor yang baik tentunya harus mempunyai standard dalam gambar kerja serta sistem layering gambar agar semua pegawai punya standard yang sama untuk jadi acuan dalam mengerjakan gambar kerja dan 3D model. Bayangin jika standard gambar kerja dan software arsitektur tiap orang beda-beda pasti dokumen gambar akan susah di gabungkan atau di lanjutkan oleh rekan kerja yang lain.

Memilih kantor yang tepat setelah lulus

Ada beberapa kantor yang memerlukan lulusan Arsitek yaitu konsultan, kontraktor, dan developer dengan job desc yang berbeda. Arsitek dari sisi developer lebih banyak mengawas dan juga memastikan gambar dari konsultan Arsitek sesuai dengan yang owner minta, dari sini lebih banyak belajar design yang bisa dijual dari segi bisnis. Arsitek yang bekerja di kontraktor lebih mengacu kepada lapangan yaitu menemukan solusi lapangan agar design dari konsultan tetap bisa tercapai. Arsitek yang bekerja di konsultan Arsitek lebih mendapat ilmu design yang banyak dan juga mendesign dengan idealisme.

Pertanyaan berikutnya yang muncul pasti “trus saya harus pilih kerja dimana dong mon?”. Bekerja dimana saja sebenarnya tidaklah masalah semua tergantung dengan cocok apa tidaknya cara kerja tersebut kepada tiap individu. Ada beberapa teman saya yang pindah dari konsultan ke developer dan setelah itu baru merasa bahwa ranah yang sekarang lebih cocok. Tidak ada yang salah jika suatu saat kamu pada akhirnya pindah karena merasa kurang cocok di kantor konsultan misalnya, toh namanya juga mencari yang cocok dalam hidup seperti layaknya mencari jodoh, hehehe.

Beberapa teman saya juga ada yang off sementara setelah beberapa tahun bekerja karena ingin istirahat sejenak. Ada juga yang akhirnya bekerja sendiri atau lebih menikmati jadi freelance arsitek. Sekali lagi semua kembali kepada masing-masing individu karena pekerjaan pada akhirnya akan berhubungan dengan persoalan uang dan penghidupan masing-masing individu. Di luar dari ketiga kantor ini, ada juga pekerjaan lain yang membutuhkan arsitek namun tidak terlalu menggunakan ilmu arsitek dalam pekerjaannya, misalnya bekerja di area interior product, dinas tata kota, dan sebagainya.

Lingkungan kerja yang berbeda dengan lingkungan kampus

Berbicara tentang lingkungan kerja dan rekan kerja memang berbeda dengan lingkungan pendidikan di kampus. Ada persaingan dalam hal karir dan bisa jadi ada politik dan intrik dalam persaingan karir tersebut, saran saya sih jangan terlalu ikut campur dalam intrik-intrik dalam kantor karena kita tidak tahu kalau pada akhirnya kita bisa jadi salah satu korban sasaran berikutnya.

Banyak pekerja setelah di dunia pekerjaan jadi lebih sering “iya-iya saja” dengan semua keputusan atasan namun sepertinya hal itu kurang berlaku bagi saya. Saya selalu beranggapan sehebat apapun pemimpin ia tetaplah manusia biasa yang punya kesalahan jadi wajar jika pemimpin di kritik oleh bawahan untuk berkembang begitu juga sebaliknya, tentunya kritikan disampaikan dengan perkataan yang wajar dan sopan toh kita ini makhluk berpendidikan kan.

Beruntunglah kamu jika di dalam lingkungan kantor, kamu punya beberapa rekan kerja yang profesional dan bisa diandalkan, percaya deh hal ini meringankan beban kerja dan stress di kantor, jadi banyak berdoa sebelum masuk kantor baru ya. Lebih beruntung lagi jika kamu mempunyai pemimpin yang bisa mengembangkan potensimu dan memberikanmu banyak kesempatan untuk berkembang. Setiap kantor juga mempunyai metode kerja yang berbeda beda, ada yang lebih menekankan ke individual work namun ada juga yang menekankan kepada team work. Terlepas dari semua itu saran saya tetap pilih yang cocok dengan diri sendiri dan bukan karena orang lain.

Bergulat dengan long working hours

Kalau saya bilang kerja sebagai lulusan arsitek itu lembur-lembur terus sebenarnya tidak juga sih karena pekerjaan ini lebih tergantung pada proyek, jadi kadang padat kadang tidak. Saya lebih bahas dari segi konsultan ya karena pengalaman saya setelah lulus bekerja di ranah konsultan. Konsultan sendiri memang lebih sering lembur jika proyek sedang banyak dan jalan, namun ini kembali lagi pada efisiensi kerja dan rapat yang dilakukan.

Sebagai seorang Arsitek yang menurut saya bukan seniman murni yang harus nunggu inspirasi lama untuk kerja, harusnya mempunyai time schedule mulai dari apa saja yang perlu dikerjakan, pertimbangan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, mana yang penting dikerjakan sekarang, rapat mana yang perlu di hadiri dan mana yang bisa diselesaikan tanpa perlu rapat, yang semua itu saya rangkum dalam kalimat “manajemen kerja dan waktu”. Apalagi sebagai ketua tim atau principal arsitek penting untuk menguasai hal tersebut karena kalo tidak maka dijamin kinerja tim akan kacau balau.

Tipe-tipe atasan pun berbeda beda mulai dari idealisme, cara mendesign, juga cara berpikir dan metode kerja. Saya sempat mendengar curhatan teman saya ketika mengeluhkan atasan yang tipenya seperti seniman, jadi cari inspirasi dulu kemana mana sampai menjelang deadline baru muncul idenya, alhasil tim-nya kacau balau menyelesaikan proyek. Memang kadang yang pintar belum tentu bisa memimpin, dan yang kreatif belum tentu punya memanajemen waktu yang baik, hal ini tentu kembali cocok tidaknya seseorang dengan budaya kerja di kantor konsultan tersebut.

Bergulat dengan manajemen stress

Waktu kerja yang lama dan lembur dadakan memberikan pengaruh dalam memicu stress. Bersyukurlah kamu jika kamu kerja di konsultan yang rekan kerjanya saling menguatkan ketika cobaan deadline datang. Profesi ini memang memiliki tekanan kerja yang berat dan susah dijelaskan jika tidak merasakan langsung bekerja di sebuah konsultan Arsitek, namun saya juga jarang melihat kantor konsultan memperhatikan manajemen stress untuk pekerjanya. Saran saya perlu ada yang menampung tentang hal ini karena profesi ini bukanlah profesi yang punya jaminan Undang-Undang atau masih belum jelas Undang-Undangnya.

Saran saya bekerja dimana pun jika kamu sudah merasakan beban kerja yang lebih berat dan stress yang mulai mengganggu kehidupan serta efektivitas kerja , bicarakan langsung dengan atasan. Saya sempat malu ketika ingin membicarakan hal ini kepada atasan saya namun atasan saya di kantor kedua lebih pengertian dan sangat menjaga privasi untuk hal ini. Ketika kamu mengalami beban pekerjaan diluar batas atau sedang mengalami masalah keluarga maupun pribadi jangan ragu bicarakan dengan bos secara langsung dan jangan langsung ke rekan kerja karena terkadang rekan kerja belum tentu mengerti beban-beban kerjamu dan masalah pribadimu, di kantor yang paling mengerti tentang beban kerja ya si pemberi kerja yaitu atasanmu sendiri.

10371383_10202145757902214_1179510203367134894_n
Ketika mengerjakan sayembara di kantor lama

Sekian sedikit curhatan dari saya yang hanyalah seorang lulusan Arsitek, saya menulis ini hanyalah bagian dari curhat saya dan apa yang saya alami tanpa menyinggung pihak apapun dan siapapun. Saya juga bukan tipe anti ilmu arsitektur karena toh saya sudah menyukainya setelah saya mempelajarinya selama 4 tahun di kampus tercinta. Semoga apa yang saya tulis bisa jadi gambaran dan juga perenungan agar profesi ini semakin lebih baik lagi. Kembali lagi bekerja dimana pun di dunia kerja asal halal sudahlah merupakan berkat yang patut disyukuri. Saya sendiri sampai sekarang masih mencari saya lebih cocok di kantor dengan tipe seperti apa. Semoga artikel ini sedikit membantu bagi calon arsitek yang baru saja lulus. See you on my next post readers 🙂 ! jangan lupa mampir ke domain baru saya di www.blueskyandme.com yang lebih banyak sharing tentang beauty 🙂